Buku dan Nilai Eksternal
Pernahkah kita berpikir kalau buku sulit untuk memiliki pengalaman nilai eksternal yang murni bahwa buku dinilai dari namanya yaitu "buku."
Maksud saya, buku dinilai karena isi atau karena kata yang mengikuti seperti buku gambar, buku tulis, buku bacaan, dll.
Sulit untuk mengatakan bahwa buku adalah kumpulan kertas dan memiliki nilai eksternal murni, kecuali terdapat isi dan kata yang mengikuti.
Namun lepas dari itu, buku memiliki nilainya sebagai buku ketika alat ukur yang dipakai adalah sejarah (pembuatan, asal-usul, dll.)
Lebih lanjut, buku memiliki nilai jika buku tidak diartikan sebagai media melainkan hasil dari proses bersamaan dengan kreativitas manusia.
Itulah sebabnya mengapa sebagian orang yang suka membaca melihat buku sebagai karya.
Terlepas dari itu, era open sources seperti sekarang juga tidak mengherankan kalau foto yang kita upload bisa berpindah tangan ke gadget orang lain, secara realitas (realtime home page social media) dan secara offline (saved photo features).
Barangkali memang kita tidak bisa marah begitu saja jika foto-foto kita diambil orang karena perbuatan kita sendiri yang menginginkannya diambil orang.