Pada dasarnya warna tidak memiliki jenis kelamin. Lalu mengapa kamu tetap menyukai warna pink? Karena kamu perempuan?
Barangkali yang dimaksud adalah pertarungan antara pandangan dan rasa (ego keperempuanan).
Begitupun pelukis Spanyol, Pablo Picasso di abad 17 mengatakan: Jika saya tidak memiliki warna merah, saya menggunakan warna biru.
Dalam lingkaran warna, merah dan biru sama kedudukannya. Begitupun jika kita mengatakan merah-biru-kuning.
Begitulah. Dalam pandangan seni, mari kita bicara relevansi dengan pribadi. Sebaik apapun maksudmu, tidak selalu berhubungan satu-dua-tiga-empat seperti pandangan orang lain.
Tapi bagaimanapun. Memang aneh jika laki-laki menyukai warna pink. Setidaknya bukan alasan karena perempuan itu suka warna pink maka dia harus ikut-ikutan suka.
Kita pahami, dalam pandangan sosial, warna adalah sebuah representasi.
Namun harus diingat pula. Langit tidak selalu biru.
Barangkali yang dimaksud adalah pertarungan antara pandangan dan rasa (ego keperempuanan).
Begitupun pelukis Spanyol, Pablo Picasso di abad 17 mengatakan: Jika saya tidak memiliki warna merah, saya menggunakan warna biru.
Dalam lingkaran warna, merah dan biru sama kedudukannya. Begitupun jika kita mengatakan merah-biru-kuning.
Begitulah. Dalam pandangan seni, mari kita bicara relevansi dengan pribadi. Sebaik apapun maksudmu, tidak selalu berhubungan satu-dua-tiga-empat seperti pandangan orang lain.
Tapi bagaimanapun. Memang aneh jika laki-laki menyukai warna pink. Setidaknya bukan alasan karena perempuan itu suka warna pink maka dia harus ikut-ikutan suka.
Kita pahami, dalam pandangan sosial, warna adalah sebuah representasi.
Namun harus diingat pula. Langit tidak selalu biru.
--Sebuah gambar dari Calnegrepainte.