Pasukan yang berangkat perang kalah total. 400 kapal dibakar oleh pasukan Konstantiopel yang hanya berjumlah 27 kapal. Perang di laut Marmara kalah total. Alasannya, 27 kapal Konstantinopel jauh lebih besar dari kapal-kapal pasukan al-Fatih.
Dari sebelah barat tembok tebal Konstantinopel, meriam dardanella ditembakkan ke arah tembok. Jebollah tembok Konstantinopel. Namun pasukan dari arah barat juga kalah telak. Tembok yang jebol begitu sigab diperbaiki oleh pasukan Konstantin, sementara meriam Al-Fatih setelah ditembakkan harus menunggu 3 jam untuk melakukan tembakan selanjutnya. Reload meriamnya cukup lama. Barulah ketahuan kelemahan meriam tersebut di lapangan. Akhirnya pasukan darat kalah telak.
Tanggal 6 April sampai 20 April 1453 M, mayat bergelimpangan di depan tembok Konstantinopel. Sebagian besar dari pasukan Al-Fatih. Bahan logistik mulai menipis. Pasukan kehilangan semangat tempur. Mulailah muncul suara-suara sumbang dari para pasukan.
"Ini gara-gara semangat anak muda yang terlalu ambisius," kata orang di barisan pasukan.
"Gara-gara Al-Fatih pasukan banyak yang mati."
Al-Fatih tahu yang paling berbahaya dalam peperangan adalah kehilangan mental para pasukannya. Maka dikumpulkanlah para panglima masing-masing pasukan untuk rapat dadakan.
"Wahai para panglima, kalau kalihan punya keluhan sampaikanlah kepada saya," Kata al-Fatih.
Kemudian melanjutkan perkataannya, "Kita lanjut atau pulang?"
Panglima pasukan tidak ada yang berani bicara. Semua tahu sifat ambisiusnya al-Fatih. Semua tahu sikap tempramen Al-Fatih.
Tetapi ternyata tidak. Salah satu panglima bernama Khalil Pasha angkat bicara.
"Wahai Muhammad, bukankah saya penasehat sejak zaman bapakmu (Murad II)?
"Iya," Kata Al-Fatih.
"Wahai Muhammad, saya melihat Anda dari kecil. Melihat kamu tumbuh dewasa. Menjadi panglima utama yang diharapkan oleh ummat. Tidak ada yang bisa memimpin ini semua kecuali Anda. Tapi saya lihat dari tadi Anda memang keras kepala! Anda membawa pasukan menuju jurang kehancuran jika seperti ini," Kata Khalil Pasha.
"Kita pulang saja. Kita ambil upeti dari Konstantinopel kemudian balik ke Edirne," Lanjut Khalil.
Al-Fatih tidak setuju. Sebelum Khalil selesai bicara. Meja dibanting Al-Fatih.
Salah satu panglima namanya Zakanos Pasha angkat bicara.
"Sultan, jangan dengarkan kata Khalil ini. Dia hendak memadamkan semangat dalam diri kita. Ingat baik-baik para panglima, kita datang ke sini dan tidak pernah berharap untuk kembali dan kita tidak boleh kalah di bawah tumpukan batu-batu ini," Zakanos menunjuk benteng Konstantinoipel.
"Kalau mereka punya bantuan dari Yunani dan Roma, kita punya bantuan dari Allah," Kata Zakanos.
Belakangan diketahui, Khalil Pasha telah berkhianat.
Perang akan dilanjutkan kembali. Strategi semakin digencarkan. Masalahnya tetap sama: tembok barat Konstantinopel tetap kuat dan pasukan laut mereka besar-besar.
Salah seorang penasehat pasukan angkat bicara.
"Kenapa mereka tidak bisa ditembus, karena pasukan mereka berkumpul di sekitar tembok barat."
Perhatikan gambar di atas tembok sebelah kiri.
"Tiap kali ada kerusakan pada tembok mereka begitu cepat menutup kerusakannya. Andaikan kapal kita bisa masuk ke Golden Horn maka kita serang lewat situ. Tembok sebelah utara itu hanya satu lapis saja dan kita begitu mudah masuk kesana," Kata penasehat ini.
Masalahnya ada rantai untuk menghalangi kapal di mulut Golden Horn. Dari dulu telah dicoba untuk melewati rantai itu tapi gagal. Semangat para panglima turun lagi.
tiba-tiba Al-Fatih tersenyum dan angkat bicara.
"Tenang wahai para panglima, saya telah memikirkan ini semalam."
Salah satu panglima bertanya, "Bagaimana caranya sultan?"
"Sebaian pasukan kita mundur. Kita punya kapal di lautan. Kita bergerak menuju Selat Bosphorus kemudian memarkir kapal di Pegunungan Galata. Dari Galata kita angkat kapal menuju Golden Horn kemudian menyeberang ke Konstantinopel."
Para panglima tambah stres mendengar ide dari Al-Fatih. Di saat yang bersamaan mereka juga tidak terpikir ide seperti itu.
"Wahai Sultan. Galata itu adalah sebuah bukit setinggal 60 meter. Pasukan diminta angkat kapal melewati bukit-bukit itu?" Salah seorang panglima angkat bicara.
"Saya tahu itu sebuah bukit. Begini ya, Anda saja tidak mengira itu terjadi, apa lagi pasukan Konstantinopel. Dan Anda harus tahu Nabi Muhammad ketika berperang selalu memakai strategi kejutan. Dan inilah kejutan kita untuk Konstantinopel," Kata Al-Fatih.
"Tidak mungkin Sultan," Kata panglima.
"Jangan berkata tidak mungkin kalau anda belum mencoba!" Kata Al-Fatih.
21 April 1453. Zaganos Pasha dan Al-Fatih memimpin pasukan dari Galata menarik 72 kapal melalui bukit Galata. Pasukan lain tetap standby di tembok barat
22 April 1453. Kapal berpindah dari Selat Bosphorus ke Golden Horn dalam waktu satu malam. Menjelang matahari muncul, orang-orang konstantinopel terbangun dari tidurnya. Dikagetkan dengan takbir yang menggema dari bukit. Pasukan Konstantin lari ke atas menara, mereka melihat ke atas bukit Galata. Dan pemandangan ini membuat pasukan Konstantin takut, mereka melihat panji-panji berkibar di atas bukit beserta pasukan-pasukan yang tidak mereka bayangkan sebelumnya membawa kapal-kapal perang memasuki wilayah mereka yang sebelumnya mereka pikir adalah tempat paling aman, kini berubah menjadi wilayah paling berbahaya bagi Konstantinopel.
Pasukan Konstantin katakan, "Muhammad Al-Fatih adalah orang gila." Kemudian mereka melanjutkan, "Konstantinopel telah selesai."
Terima kasih.
Insya Allah saya akan Lanjutkan selanjutnya bagian kedelapan: Konstantinopel Jatuh