Selain Konstantinopel, biasa juga disebut Byzantium. Posisi Konstantinopel dikelilingi oleh sungai besar (sungai bosphorus & teluk Golden Horn), hanya di bagian barat yang memungkinkan untuk dilakukan serangan dari luar maka Kaisar Konstantin memerintahkan untuk membuat tembok sebanyak tiga lapis di bagian barat.
Konstantinopel menghubungkan dua kebudayaan yaitu Timur dan Barat. Berawal dari sini, gaya lukisan mulai terpengaruh. Orang-orang Romawi melukis dengan gaya naturalis, sementara orang-orang Konstantinopel melukis dengan gaya dekoratif. Muncullah lukisan-lukisan baru di langit-langit kubah gereja Hagia Sophia dari hasil perpaduan dua budaya itu.
Dulu di Romawi Barat. Orang-orang membuat kubah dengan membuat dinding melingkar sebagai penyangganya. Maka kalau dinding dirobohkan, kubahnya ikut jatuh.
Kehebatan bangsa Konstantinopel, membuat sistem pendentive. Yaitu membuat lengkungan penyangga kubah yang bersambung ke tiang. Sehingga kalau tembok Hagia Sophia diruntuhkan, kubahnya tidak akan jatuh karena ada selop tiang pendentive yang menopangnya.
Beberapa tahun kemudian bangsa Turki dan Konstantinopel saling serang. Hingga tahun 1453 M muncul sultan ke tujuh dari Turki Utsmani yang meruntuhkan keangkuhan Konstantinopel (baca di sini).
Malam hari sebelum penyerangan terakhir ke Konstantinopel, pasukan Utsmani meminum kopi penahan kantuk. Menarik 84 kapal ke atas bukit Galata. Masuk ke Teluk Golden Horn. Tembok samping teluk hanya satu lapis. Konstantinopel habis dalam 6 jam. Hagia Shopia jadi masjid. Ditambahlah menara berbentuk pensil. Itulah ciri khas menara Utsmani.
--dikutip dengan tambahan dari penjelasan Prof Sofyan Salam